Sabtu, 02 Juli 2016

Tentang Dia (2)


Hai laki-laki. Apa kabar kamu sekarang? Terimakasih ya telah menjadi keindahan dalam waktu-waktuku sekarang ini. Walau aku baru hanya menikmati engkau saja. Tanpa sedikit pun menunjukkan rasa ini. Aku juga sebenarnya bingung, bagaimana kamu ke aku. Apakah kau tahu? Hmm, namun kurasa tidak, tapi bisa juga iya. Entahlah, tak apa. Yang penting bagaimana aku ke kamu, betul kan? Tuhan yang memberi tentang rasa ini. Oleh karena itu, aku berharap bahwa Tuhanlah yang membisikkan keindahan itu kepadamu.

Ahh terkadang aku penasaran dengan segala permainan cinta yang Tuhan berikan. Indahnya begitu tersembunyi, namun pancaranya tetap ada bercahaya. Pembaca, kamu pasti tahu kan perasaanku? Ya, memang aku sedikit sulit mengungkapkan itu. Coba bayangkan sekarang kamu sedang di posisiku. Pasti sama bukan?

Sebenarnya aku juga takut tentang hal ini. Aku takut, jika pengalaman cinta yang sama dan pernah terjadi dahulu itu terulangi lagi. Namun, kita sebagai manusia tak boleh larut dalam ketakutan melainkan bangkit dengan penuh keberanian.

Pembaca, pernahkah kalian berpikir, mengapa segala hal yang kurang kita sukai menimpa kita? Mengapa kita harus mengalami masalah ini, kesakitan itu dan sebagainya? Ya, mungkin kalian pernah terpikir akan hal itu. Terkadang kita berkata, “Mengapa Tuhan gak pilih orang lain saja sih untuk mengalami hal yang buruk itu?” Jujur aku pernah, bahkan sering berpikir seperti itu. Seringkali menurutku, dunia nampak begitu kejam. Ya, contohnya saja, salah satu hal yang sering ku bahas disini adalah permasalahan hati. Dimana, begitu banyaknya rasa sakit yang datang dan memang ia akan pergi. Namun sayangnya ia membekas.

Disini hal yang ingin ku bahas adalah bersyukur. Benar, aku yakin kalian tahu tentang hal ini. Aku juga tahu bahwa setiap kali, ketika kamu berdoa pasti memulainya dengan bersyukur. Tapi, pernahkah kita bersyukur di tengah pahitnya hidup ini? bukan sekedar berbicara di mulut, namun benar-benar berterimakasih atas masalh yang datang. Pasti susah, aku tahu rasanya. Setiap hal buruk yang terjadi kita selalu bertanya mengapa itu terjadi pada kita, bukan dengan orang lain saja. Namun, sekarang aku ingin mengajak kamu untuk sadar. Coba jika itu dibalik, ya disaat kita sedang senang mendapat sebuah berkat yang begitu bahagia, pernahkah kita bertanya seperti sebuah masalah, mengapa ini terjadi padaku? Bukan orang lain saja.

Mengerti kan maksudku? Aku tahu, begitu terbatasnya manusia untuk melakukan hal itu. Kita terlalu sering jatuh dalam setiap masalah, tanpa mengerti tujuan yang ingin Tuhan sampaikan. Maafkan, bukan maksudku untuk memberitahukan kepada kamu bahwa diriku hebat karena aku tak pernah melakukan itu. Aku mungkin sama seperti kamu, atau bisa dibilang lebih parah.
Tapi Tuhan berbicara kepadaku, melalui sebuah video youtubers kemarin, dan rasanya hal yang sangat penting untuk aku bagikan kepada kamu. Sekedar membagikan dan mengajak kamu semua untuk belajar bersama tentang bagaimana kita mensyukuri setiap hari-hari yang Tuhan berikan. Ketika hal-hal yang  buruk apalagi indah.

Begitulah pembaca maksud hati ini. Terkait tentang aku dan laki-laki itu. Mungkin sekarang aku belum bersatu, dan sering bertanya “mengapa” kepada Tuhanku. Mengapa aku tidak seperti orang lain yang begtu mudahnya dalam permainan hati ini. Tak usah merasakan cinta dalam dia terlebih dahulu seperti aku.  Tapi,dalam hati ini aku mendengar jawabannya. Jika patutlah aku bersyukur jika hari ini belum bersatu, karena aku masih diberi kenikmatan untuk keindahan laki-laki itu, agar memiliki cinta yang lebih luas ketika kami bersatu.

Jika dia adalah waktuku nanti, bersyukur jugalah aku karena hari-hari ini, dimana dia yang selalu aku nikmati. Bukan karena kuat gagahnya dia, namun karena Tuhanku. Dan setiap napas yang berembus darinya, terlantunkan keindahan di mataku. Lalu aku? Setiap napas yang berhembus dari bibirku terucap doa tentang dirinya.



Selamat malam ucapku.  Jika memang engkau adalah waktukku, terlahir untukku dan jawaban dari setiap doaku sampai bertemu dalam waktu itu ya hei kamu laki-laki itu.