Kamis, 08 Desember 2016

Keep Our Mouth




Hari ini aku terdiam di tepi aliran air laut yang desirannya terdengar begitu indah dan syahdu. Membuat hati ini kembali merenung. Secara sederhana mengkoreksi segala keganjalan dalam hati. Walau terlihat tak terjadi apa-apa. Tapi, setelah kupikir-pikir lagi. Ada salah satu sikap buruk yang sebenarnya aku sadar bahwa aku melakukannya, namun aku menganggap itu angin lalu belaka.

Ya.. semua itu karena perkataan yang tak berhasil ku jaga selama ini. Bagaimana dengan kamu? Apakah kalian bisa? Atau… ??


Aku tahu mulut ini jahat, mulut ini api, mulut ini membuat orang di sekitarku sedih. Ya, pasti banyak di antara kamu yang bilang aku terlalu berlebihan. Sudah biasalah kalau kita saling mengejek, kan hanya candaan belaka, tak perlu di ambil hati. Namun, setelah ku pikir-pikir lagi, sepertinya tujuan dari bercanda itu tak membuat salah satu pihak menjadi sedih. Malah harusnya membuat kita semua sama-sama senang.


Aku cerita sedikit ya pembaca. Aku pernah membaca sebuah kitab yang aku anggap itu pedoman hidupku. Katanya dalam sebuah kitab itu, “Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar. Lihatlah, betapa pun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar.” (James). Setelah teringat akan itu, aku merasa kesedihan. Perkataan yang menyakiti hati sesamaku, dan hal itu tak pernah ku pedulikan sedikitpun. Ku pikir semua itu hal yang biasa, candaan belaka, hanya lewat seperti angin.

Namun, aku salah. Pasti di dalam lubuk hati mereka yang paling dalam, mereka menjadi sedih. Dan tahukah kamu akan pepatah yang mengatakan bahwa “perkataan adalah doa”. Secara alam bawah sadar, perkataan dari orang sekitar mempengaruhi pola pikir dan juga kehidupannya. Contohnya saja seorang anak dikatakan, “kamu bodoh, kamu ga bisa ini dan kamu ga bisa itu.” Sampai besar pasti anak itu akn berpikir seperti itu, walau sebenarnya adalah anak yang pintar. Coba bayangkan, apakah benih jelek jika di tanam di tanah yang baik, akan bisa tumbuh menjadi pohon yang indah? Tentu saja tidak kan?

Hmm..

Merenungkan hal itu membuat aku ingin berubah. Aku ingin berubah menjadi gadis dengan perkataan yang manis. Yang tak merusak pola pikir sesorang. Ingat lidah itu sama seperti api, jika kecil ia adalah kawan yang sangat bermanfaat, namun ketika besar ia menjadi lawan yang dapat melahap abis dan membakar hangus.

Aku ingin setiap perkataan yang keluar dari bibir kecil ini adalah perkataan yang positif, membangun jiwa seseorang, mengubah pola pikir orang yang mendengarnya menuju ke arah yang baik. Bukannya malah membuat mereka terjatuh dan kelam. Aku tahu kebutuhan dari generasiku adalah apresiasi. Banyak teman, bahkan aku sendiri pun terkadang merasakan rendah diri karena kurangnya itu.

Perubahan ini memang terlihat kecil. Namun, aku tahu ini sulit. Pembaca, aku tak sempurna. Aku menulis ini bukan untuk menasihati kamu ya. Tulisan ini adalah tantangan bagiku. Ya dapat dikatakan sebagai alarm, agar aku melakukannya. Aku tidak mau menjadi pribadi yang hanya bisa nulis saja tanpa melakukannya. Sebenarnya.. aku ingin mengajak kalian untuk melakukan perubahan seperti diriku, tapi jika kalian mau.

Aku sudah membayangkan jika aku mulai melatih mulut ini dengan berkata positif. Segala ejekan, sakit hati dan lain-lain akan pelan-pelan hilang, termasuk apa yang terkadang kurasakan. Karena aku yakin ini pasti menular terhadap orang-orang di sekitar kita. Hati yang positif akan memancarkan energi yang positif pula.


Ya, begitu saja ceritaku. Seperti yang tadi aku bilang, aku ingin mengajak kamu, jika kamu mau. Jika belum mau, tak apa, bantulah aku dalam doa ya. Sehingga tak ada lagi orang-orang sekitarku yang sedih karena mulutku. Walau aku tahu, mungkin mereka cuek dan menganggap perkataanku angin lalu. Namun, aku tak mau berdoa yang jelek-jelek terhadap orang sekitarku, yang mayoritas orang-orang yang aku sayang. Aku ingin menjadikan perkataanku hadiah, walaupun dengan kata-kata sederhana, karena membeli barang yang mahal aku pun tak mampu.


Demikian ceritaku pembaca. Kalau kalian mau, dan lagi banyak waktu, silahkan berikan komentar di bawah ya tentang cerita dan perkataanmu. Kalau boleh, bagikan juga ceritaku ini kepada sahabatmu, orang-orang yang kamu kasihi, barang kali ia mau dengan ajakanku. Terimakasih untuk kamu yang sudah membaca. Tak lupa ku kirimkan doa yang indah kepada kamu semua, seperti biasa ku lantunkan lewat angin yang akan membawa setiap doa itu ke hadirat sang penciptaku. J