Satu hari yang indah ini membuat gua berpikir, ada kalanya
kita harus berpindah tempat, bukan karena benci. Namun, hidup memang harus
berkembang. Pikiran itu yang membuat hati ini resah. Seorang teman yang duduk
di pojok sana. Sebut saja namanya Joni. Dia memberi pengharapan baru untuk hati.
Saat itu kami semua sedang jalan bersama. Gue, Joni dan Ray. Kami pun ngobrol
di sebuah kursi panjang depan toko sambil menikmati sebuah eskrim yang hampir mencair.
Saat sedang curhat-curhatan tiba-tiba mulut Joni menlantunkan perkataan bahwa
jika aku dan Ray(nama samaran) dekat kita akan cocok. Dari pada harus menunggu
Edward yang sudah sekian lama gue kodein tapi dia tetap cuek. Dia terus
melantunkan fakta jika nanti kami bersama pasti bakalan lebih indah dari pada gue
sama Edward. Memang agaknya Joni adalah orang yang mengerti akan psikologi. Dia
tahu tipe-tipe dan kecocokan seseorang jika menjalin hubungan. Memang gayanya
yang sok tau terkadang bikin kesal, namun hari itu 75% perkataanya adalah
benar. Sepulang dari sana. Gue pun langsung BBM sahabat dekat gua sebut saja
namanya Ped. Ped adalah sosok dimana selalu dia selalu ada ketika gue
membutuhkan sebuah saran tentang masalah hati. Teman sebangku gue yang sudah
gue anggap seperti abang gue sendiri. Gue menceritakan semua kejadian dari A
sampai Z. Dan ia pun berkata “Sudah
sekian lama nop, gua suruh lo move on dari Edward. Tapi sama Joni lo kangsung
mau move on. Kecewa. Eh tapi gua sadar ternyata lo dan Ray memang cocok nop.” Yaiyalah
bagaimana gua mau move on kalau dia tak pernah memberi tahu kepada siapa gua
harus move on. Namun, perkataannya juga mendukung bahwa hati gua ini sama Ray.
Beberapa detik kemudia Ray BBM gue. Cuman tes aja sih. Tapi hati
gua langsung melted aja. Namanya juga perempuan. Di kodein dikit peka. Hahaha. Beda
sama laki-laki. Laki-laki yang gua deketin dari kurus sampai gendut. Dari yang
pendiam sampai hiperaktif. Gak ada yang peka sama kode-kodean gua. Oke balik
lagi ke Ray. Akhirnya sejak saat itu kami BBM.
Kami jadi begitu dekat. Sering modus-modusan dan dia adalah
perespon yang baik.
Awalnya gua begitu bahagia. Namun, tak ada angin tak ada
hujan tiba-tiba dia bilang sesuatu yang menyakiti hati. Walau gua tahu dia ga
bermaksud. Tapi cukup pedih mendengarnya. Intinya dia ga suka BBM terus. Dia ga
suka di buru-buruin untuk cepat bales. Dia lebih senang ngomong langsung. Dalam
hati gua berkata. Gimana caranya mau ngomong langsung? Ketemu saja tidak. Salah
gua juga sih awalnya ping-ping dia. Gua kan hanya ngikutin apa yang pernah dia
lakukan ke gue. Gua juga gak bermaksud dan jadi bingung harus berbuat apalagi. Baru
senang memiliki pengharapan baru. Eh malah di hempaskan begitu lagi seperti
yang terdahulu. Gua tahu maksud dia ngomong gini itu baik. Dia cuma ga mau
kalau kita ketemu kita hanya terdiam, tidak ada topik pembicaraan dan lama-lama
menjauh. Namun, perkataanya itu loh yang menusuk hati sampai ke jantung. Ya! Gua
mengerti memang sifat-sifat orang
sungguh berbeda. Ada yang menegur secara lembut, ada juga yang langsung to the
point seperti Ray.
Yah mau di apakan lagi. Dia sudah menutup pembicaraan BBM
hari ini dengan berkata mau belajar dulu. Tak tahulagi bagaimana untuk memulai BBM besok. Karena jujur, gua gak
bisa BBM dia duluan besok. Rasa ketakutan akan kesalahan yang membuat gua tidak
bisa. Mencoba untuk melupakan kejadian hari ini dan mengfokuskan diri pada
ujian nasional besok. OH IYA BESOK UN. Selama ini, 6 bulan, 5 bulan, 3 bulan
sampai setidaknya satu bulan sebelum UN, teman sebangku gue Ped, selalu
bercanda dengan mengatakan bahwa besok UN. Dan kita semua hanya tertawa dan
berkata “MASIH LAMA KALI PED”. Man sekarang udah gak bercanda lagi. BESOK
BENERAN UN. Dan gua berdoa pada Tuhan. Tuhan gue yang sangat gua sayang, semoga
ujian nasional besok akan berjalan dengan keindahan tersendiri. Dan semoga gua
dan teman-teman bisa menjawab semua soal dengan baik dan benar. Terutama untuk
biologi gue yang selama ini nilainya tidak indah. Semoga besok akan menjadi
indah. Semangat untuk besok yang menjalani UN. Dan untuk seseorang di sana. Agar
dia mengerti akan hati gua saat ini. Dan dapat memulai pembicaraan besok. Amin.