Kamis, 31 Juli 2014

Mencoba Pergi, namun Kembali



Dua bulan yang lalu kami semua telah selesai menyelesaikan UN yang selama ini menghantui kami semua. Sudah 2 bulan juga kita libur dan pertemuan kita tak sesering dahulu. Sudah 2 bulan lamanya pula aku mencoba move on dari Edward, Ray dan 1 orang lagi yang tak pernah kuceritakan yaitu Ferrel (nama samaran). Sangat sulit untuk mencoba melupakan mereka semua. Melupakan dalam arti yang berbeda. Yang tadi BBM an setiap hari. Sekarang kalau ada yang penting saja. Semua aku pertimbangkan dengan sangat luar biasa. Sampai-sampai aku konsultasikan kepada seseorang kerabat yang ahli dalam bidang  psikologi. Dan dia menyuruhnya melupakan semuanya. Sebenernya ucapan yang kerabatku sampaikan, sudah lebih dulu disampaikan oleh Ped. Sudah lama bahkan. Namun, kasian Ped.. aku selalu tak mengikutinya. Sampai-sampai ia marah. Katanya “Kalau orang lain aja lo ikutin. Giliran gue enggak.” Hahaha. Ya maaf ya teman kesayangan!! :p
Selama dua bulan itu aku hanya menghabiskan waktu untuk bersenang-senang sendiri. Jalan-jalan bersama teman SMA. Bertemu dengan teman SMP. Bahkan hangout bersama teman-teman SD. Semua kulakukan demi melupakan sosok 3 orang itu. Ya mungkin perasaan itu memang masih ada. Namun, aku mencoba untuk melupakan dan fokus ke dalam diriku sendiri. Mungkin suatu saat nanti aku akan lupa pada diriku sendiri. Dan mungkin suatu saat nanti kita akan sibuk satu sama lain yang menjadikan jumlah pertemuan yang amat sedikit. Ya! Aku berusaha menikmati itu. Berusaha juga menikmati kesibukan magang di booth teman. Dan mencoba fokus untuk usaha baru yang aku ingin jalani. Ngomong-ngomong saya baru buka bimbel nih. Sekalian promosi ya bisa contact ke email saya di novita.elkana89@gmail.com .Siapa tau readers mau daftar yak. Hehehe. Oke jadi gak fokus nih. Nah selama  dua bulan ini aku berusaha melakukan itu semua. Yang biasanya pantengin BBM mulu sekarang tidak. Sedih sepertinya. Ahh tidak sesedih itu lah. Mencoba untuk terbiasa nih kayaknya. Oke singkat cerita aku lupa dengan mereka bertiga. Terutama Ray. Kalau yang lain lebih susah. mungkin kalau yang lain, kita sudah berteman dari awal. Ya tahulah rasanya. Untuk Ray, bisa di lihat disini. http://novitael.blogspot.com/2014/07/cinta-tanpa-alasan.html
Oke! Setelah perjalanan yang panjang itu. Singkat cerita aku pun mulai berhasil melupakan rasa yang dulu pernah ada. Aku juga sudah menemukan teman BBM yang pas. Ya! Teman SD dulu. Dulu aku dengannya cukup dekat. Sampai akhirnya dia pindah sekolah. Dan sewaktu libur aku bertemu lagi dengannya. Sekarang kita jadi sering ngobrol bareng deh. Asik juga. Sebagai teman tapinya. Sampai pada suatu malam ketika itu Prancis sedang melawan Jerman. Aku baru pulang dari gereja. Kala itu aku sedang senang. Hari ini temanku sebut saja namanya Yohanes. Sebelum gereja dia mengajakku disebuah tempat nongkrong anak muda yang menjual minuman bubble. Maklum minuman bubble lovers saya. Ya setidaknya aku cukup terhibur di tengah gundah gulana ini. Hahaha. Pada saat itu secara tak sengaja aku melihat recent update di BBM. Semua orang menulis status “Humels”. Ya! Termasuk Edward. Hahaha. Kala itu mungkin khilaf. Aku pun memulai chat dengan Edward. Aku pun memulai dengan kalimat, “semua orang tulis status Humels. Ckckck.” Lalu kami pun berbalas-balasan. Aku pun mengatakan bahwa ia sombong karena sudah sekian lama ia tidak BBM. Lalu ia menjawab dengan kalimat yang tak biasa ia katakan. Maklumlah biasanya dia hanya membalas 2 kata perbalas. Pedihnya. Hahaha. Tapi sewaktu ia membalas “kenapa gue yang sombong, biasa kan juga lu yang BBM gue. Gue kira lu uda punya cowo baru. Cie!” sejak saat itu pembicaraan kami berlanjut. Sampai ke dalam masalah hati. Singkat cerita aku mengungkapkan perasaan yang hampir 1 tahun saya simpan dalam-dalam. Bahkan hampir berhasil melupakan. Namun karena respons yang berbeda pada malam itu tanpa disadari aku mengungkapkan perasaanku yang dulu. Sampai terlalu tidak sadarnya, aku kagum dengan perkataanku sendiri. Padahal dahulu aku takut dengan respon dia. Tapi kali ini berbeda. Respon yang dahulu aku takutkan kali ini berubah dengan senyum sumringah dalam hati. Sempat dalam suaranya berkata bahwa dia tak bisa berpacaran dengan aku sekarang dengan alasan kita yang sempat menjauh akan sirna jika mendekat sekarang. Tersesali pula dalam hatiku karena katanya jika aku berbicara padanya dahulu semua hasil akan terlihat berbeda. Namun untuk sekarang aku yang sudah lama berusaha menyembuhkan rasa di hati berpikir sama sepertinya bahwa kita belum bisa pacaran sekarang, melihat jika nanti hubungan itu terjalin pasti ada rassa canggung dalam hati. Jujur aku tak mau seperti itu. Akhirnya aku dan Edward menjalani hubungan tanpa status. Menghitung agar rasa yang dulu pernah ada itu kembali lagi. Ia pun memberi harapan baru. Aku juga tak tahu. Apakah yang aku ambil ini benar atau salah. Dalam hati kecilku berbisik dengan nada yang ketakutan “apakah kamu yakin dia tak kan mengecewakanmu?” sempat pula terlintas dalam bibirnya “Nov emang lu mau menunggu rasa itu.” Waktu itu aku sangat bingung. Jam sudah menunjukkan jam 3 pagi. Malam sudah beranjak menjadi pagi yang dihiasi dengan segala perbincangan yang hangat dan sangat membingungkan.
Akhirnya saat itu juga aku memutuskan untuk mencobanya. Yah! Lebih baik mencoba daripada tidak sama sekali. Aku pun menjawab Edward. “Gue mau jalanin kalau lu kasih harapan ke gue. Karena gue gak akan mau nunggu sesuatu yang sia-sia. Kalau jalannya kita gak bareng pasti gak akan bareng kok. Asalkan lu mau di tunggu gue akan nunggu. Percuma kalau hanya satu yang berjuang pasti gak akan ketemu.” Ya! Betul aku sudah menjawab semua itu. Dari segala pengalaman yang ada. Ini adalah kedua kalinya aku menunggu dia. Tentu saja dengan harapan yang berbeda. Kali ini aku tak mau terlalu berharap seperti dulu. Seperti kata mami. “Jangan terlalu berharap nanti kecewa.”Aku tak tahu apa yang terjadi nanti. Kita lihat saja. Seperti yang aku bilang tadi. Kalau jalannya akan bersama pasti akan bersama. Perbincangan kami ditutup dengan kata-kata manis darinya yang tak pernah diungkapkan dulu kepadaku. “gue gak suka lihat cewe sedih. Apapun nanti jalannya. Gue pasti menghargai setiap waktu dan pengorbanan lu untuk gue kok.” Asoy banget ya di dengernya membuat hati ini berbunga-bunga dan terbang ke atas awan. Ya begitulah kehidupan kita tidak tahu bagaimana jalannya. Tapi lebih baik mencoba daripada sia-sia. Karena kita belum tahu akhirnya, mungkin itu akan indah atau mungkin lebih sakit daripada yang dahulu. –Novel-

2 komentar: