Dua bulan yang lalu kami semua
telah selesai menyelesaikan UN yang selama ini menghantui kami semua. Sudah 2
bulan juga kita libur dan pertemuan kita tak sesering dahulu. Sudah 2 bulan
lamanya pula aku mencoba move on dari Edward, Ray dan 1 orang lagi yang tak
pernah kuceritakan yaitu Ferrel (nama samaran). Sangat sulit untuk mencoba
melupakan mereka semua. Melupakan dalam arti yang berbeda. Yang tadi BBM an
setiap hari. Sekarang kalau ada yang penting saja. Semua aku pertimbangkan
dengan sangat luar biasa. Sampai-sampai aku konsultasikan kepada seseorang
kerabat yang ahli dalam bidang psikologi. Dan dia menyuruhnya melupakan
semuanya. Sebenernya ucapan yang kerabatku sampaikan, sudah lebih dulu
disampaikan oleh Ped. Sudah lama bahkan. Namun, kasian Ped.. aku selalu tak
mengikutinya. Sampai-sampai ia marah. Katanya “Kalau orang lain aja lo ikutin. Giliran
gue enggak.” Hahaha. Ya maaf ya teman kesayangan!! :p
Selama dua bulan itu aku hanya
menghabiskan waktu untuk bersenang-senang sendiri. Jalan-jalan bersama teman
SMA. Bertemu dengan teman SMP. Bahkan hangout bersama teman-teman SD. Semua kulakukan
demi melupakan sosok 3 orang itu. Ya mungkin perasaan itu memang masih ada. Namun,
aku mencoba untuk melupakan dan fokus ke dalam diriku sendiri. Mungkin suatu
saat nanti aku akan lupa pada diriku sendiri. Dan mungkin suatu saat nanti kita
akan sibuk satu sama lain yang menjadikan jumlah pertemuan yang amat sedikit. Ya!
Aku berusaha menikmati itu. Berusaha juga menikmati kesibukan magang di booth
teman. Dan mencoba fokus untuk usaha baru yang aku ingin jalani.
Ngomong-ngomong saya baru buka bimbel nih. Sekalian promosi ya bisa contact ke
email saya di novita.elkana89@gmail.com
.Siapa tau readers mau daftar yak. Hehehe. Oke jadi gak fokus nih. Nah selama dua bulan ini aku berusaha melakukan itu
semua. Yang biasanya pantengin BBM mulu sekarang tidak. Sedih sepertinya. Ahh tidak
sesedih itu lah. Mencoba untuk terbiasa nih kayaknya. Oke singkat cerita aku
lupa dengan mereka bertiga. Terutama Ray. Kalau yang lain lebih susah. mungkin kalau yang lain, kita sudah berteman dari awal. Ya tahulah rasanya. Untuk Ray, bisa di lihat disini. http://novitael.blogspot.com/2014/07/cinta-tanpa-alasan.html
Oke! Setelah perjalanan yang
panjang itu. Singkat cerita aku pun mulai berhasil melupakan rasa yang dulu
pernah ada. Aku juga sudah menemukan teman BBM yang pas. Ya! Teman SD dulu. Dulu
aku dengannya cukup dekat. Sampai akhirnya dia pindah sekolah. Dan sewaktu
libur aku bertemu lagi dengannya. Sekarang kita jadi sering ngobrol bareng deh.
Asik juga. Sebagai teman tapinya. Sampai pada suatu malam ketika itu Prancis sedang melawan Jerman. Aku baru
pulang dari gereja. Kala itu aku sedang senang. Hari ini temanku sebut saja
namanya Yohanes. Sebelum gereja dia mengajakku disebuah tempat nongkrong anak
muda yang menjual minuman bubble. Maklum minuman bubble lovers saya. Ya setidaknya
aku cukup terhibur di tengah gundah gulana ini. Hahaha. Pada saat itu secara
tak sengaja aku melihat recent update di BBM. Semua orang menulis status “Humels”.
Ya! Termasuk Edward. Hahaha. Kala itu mungkin khilaf. Aku pun memulai chat
dengan Edward. Aku pun memulai dengan kalimat, “semua orang tulis status
Humels. Ckckck.” Lalu kami pun berbalas-balasan. Aku pun mengatakan bahwa ia
sombong karena sudah sekian lama ia tidak BBM. Lalu ia menjawab dengan kalimat
yang tak biasa ia katakan. Maklumlah biasanya dia hanya membalas 2 kata
perbalas. Pedihnya. Hahaha. Tapi sewaktu ia membalas “kenapa gue yang sombong,
biasa kan juga lu yang BBM gue. Gue kira lu uda punya cowo baru. Cie!” sejak
saat itu pembicaraan kami berlanjut. Sampai ke dalam masalah hati. Singkat cerita
aku mengungkapkan perasaan yang hampir 1 tahun saya simpan dalam-dalam. Bahkan hampir
berhasil melupakan. Namun karena respons yang berbeda pada
malam itu tanpa disadari aku mengungkapkan perasaanku yang dulu. Sampai terlalu tidak sadarnya, aku kagum dengan perkataanku sendiri.
Padahal dahulu aku takut dengan respon dia. Tapi kali ini berbeda. Respon yang
dahulu aku takutkan kali ini berubah dengan senyum sumringah dalam hati. Sempat
dalam suaranya berkata bahwa dia tak bisa berpacaran dengan aku sekarang dengan
alasan kita yang sempat menjauh akan sirna jika mendekat sekarang. Tersesali pula
dalam hatiku karena katanya jika aku berbicara padanya dahulu semua hasil akan
terlihat berbeda. Namun untuk sekarang aku yang sudah lama berusaha menyembuhkan
rasa di hati berpikir sama sepertinya bahwa kita belum bisa pacaran sekarang, melihat
jika nanti hubungan itu terjalin pasti ada rassa canggung dalam hati. Jujur aku
tak mau seperti itu. Akhirnya aku dan Edward menjalani hubungan tanpa status. Menghitung
agar rasa yang dulu pernah ada itu kembali lagi. Ia pun memberi harapan baru. Aku
juga tak tahu. Apakah yang aku ambil ini benar atau salah. Dalam hati kecilku
berbisik dengan nada yang ketakutan “apakah kamu yakin dia tak kan
mengecewakanmu?” sempat pula terlintas dalam bibirnya “Nov emang lu mau
menunggu rasa itu.” Waktu itu aku sangat bingung. Jam sudah menunjukkan jam 3
pagi. Malam sudah beranjak menjadi pagi yang dihiasi dengan segala perbincangan
yang hangat dan sangat membingungkan.
Akhirnya saat itu juga aku
memutuskan untuk mencobanya. Yah! Lebih baik mencoba daripada tidak sama
sekali. Aku pun menjawab Edward. “Gue mau jalanin kalau lu kasih harapan ke
gue. Karena gue gak akan mau nunggu sesuatu yang sia-sia. Kalau jalannya kita
gak bareng pasti gak akan bareng kok. Asalkan lu mau di tunggu gue akan nunggu.
Percuma kalau hanya satu yang berjuang pasti gak akan ketemu.” Ya! Betul aku
sudah menjawab semua itu. Dari segala pengalaman yang ada. Ini adalah kedua
kalinya aku menunggu dia. Tentu saja dengan harapan yang berbeda. Kali ini aku
tak mau terlalu berharap seperti dulu. Seperti kata mami. “Jangan terlalu
berharap nanti kecewa.”Aku tak tahu apa yang terjadi nanti. Kita lihat saja. Seperti
yang aku bilang tadi. Kalau jalannya akan bersama pasti akan bersama. Perbincangan
kami ditutup dengan kata-kata manis darinya yang tak pernah diungkapkan dulu
kepadaku. “gue gak suka lihat cewe sedih. Apapun nanti jalannya. Gue pasti
menghargai setiap waktu dan pengorbanan lu untuk gue kok.” Asoy banget ya di
dengernya membuat hati ini berbunga-bunga dan terbang ke atas awan. Ya begitulah
kehidupan kita tidak tahu bagaimana jalannya. Tapi lebih baik mencoba daripada
sia-sia. Karena kita belum tahu akhirnya, mungkin itu akan indah atau mungkin
lebih sakit daripada yang dahulu. –Novel-
Yg ini rasanya mau gue cieen bgt nop wkwlwkwk
BalasHapusgausah mel uda lewat. wkwkw
BalasHapus