Kembali
lagi aku berbicara pada secarik kertas di hadapanku. Hasrat yang tak kuat
menahanku untuk menulis segala perasaan yang tak terungkap dengan sebuah
ucapan. Semua ini berawal dari dunia baru yang ku masuki. Mungkin kekurangan
hati ini adalah hati yang sensitif dan kurang percaya diri akan keadaan. Terlihat
kuat dan tangguh, namun rapuh mendengar segala perkataan dari mulut mereka. Terkadang
perasaan ignored muncul seketika ketika ku masuki ruangan dengan karpet merah
yang berhiaskan hiasan sederhana. Namun, aku tak bisa berbuat apapun dan hanya
dapat memberikan satu senyuman untuk perkataan mereka itu. Sempat satu hari aku
mencoba untuk terdiam. Sungguh hal yang bertolak belakang dengan sifat keseharian yang kutunjukkan biasanya. Namun,
semuanya sama saja. Bahkan terasa tak ada gunanya. Semua nampak tak peduli dan
aku hanya dapat terperangkap dalam kediaman itu. Mungkin mulut mereka bertanya alasanku
berdiam. Namun, hanyalah sebuah pertanyaan, dan tak ada yang dapat mengerti
tentang kediaman itu.
Namun dari
situ aku belajar. Hidup tak hanya diriku saja. Aku harus mengerti pula akan
orang lain. Aku juga harus dapat berpikir positif dari segala keberdosaan itu. Sempat
aku teringat masa masa aku beradaptasi dahulu. Sama rasanya seperti ini. Selalu
ini berulang dan berakhir dengan keindahan.
Inilah apa
adanya aku. Mungkin karena perbaharuan, adanya aku masih banyak yang belum
dapat menerima. Mungkin ingin sekali ku ubah. Namun, belum kuketahui sanggupkah
aku. Aku juga takut jika keberubahan ku ini tetap tak di terima. Aku pun
memilih tetap pada jalan yang benar. Selama tidak merugikan orang lain aku
ingin tetap pada jalurku.
Sempat aku
membaca pada sebuah artikle. Jika memang sudah jalannya itu semua akan kembali. Disini yang hanya ku
butuhkan adalah berdoa supaya ku sanggup dengan segala keresahan hati. Sambil berdoa
agar aku dapat mengubah sikap sensitif ku menjadi positif. Dan semoga semuanya
menjadi indah. Aku tahu Tuhan menempatkan aku pada suatu tempat ini bukalah sebuah kebetulan. Orang yang hebat tidak dihasilkan melalui kesenangan, kemudahan dan kenyamanan. Melainkan dibentuk melalui kesukaran, tantangan dan air mata.–Novel-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar