Kamis, 15 Oktober 2015

Hai Perempuan


Suatu malam di tengah sepi. Terdengar alunan merdu suara angin melewati dinding. Membuat aku bertanya mengapa sepi ini menghantui? Walau banyak durjana muda yang terlintas, banyak yang membuat hati ini riang, banyak pula yang berlalu lalang dalam pikiran sempit. Tapi, kesepian itu tetap ada.

Sedang asik, ketika aku memandangi jendela tua, terlintas orang muda sedang menyiram bunga. Begitu tampan dan seakan menyayat hati. Membuat hati ini gundah gulana. Namun.. orang muda itu hanya asik dengan bunganya dan tak sedikit pun menoleh kepadaku. Teringat aku pepatah seorang sahabat. Yang telah selesai aku buatkan ilustrasi dan terus menerus terbunyikan dalam jantungku. “Hai perempuan, untuk apa engkau hanya berdiam diri di jendela melihat orang yang sama sekali tak menghiraukanmu? Yang hanya sibuk dengan bunganya? Singsingkan rambutmu, dan pasang telingamu, lihatlah baik-baik. Seorang lelaki yang sedari tadi mengetuk pintu dan berharap masuk ke dalam rumah. Ia sedang menunggu engkau dari tadi. Telah mengetuk pintumu tanpa henti. Bersabar menunggu engkau yang sedang menatap orang lain di jendela.”
 

Ya mungkin cerita tersebut menggambarkan kita sebagai seorang perempuan yang mungkin kurang peka terhadap situasi yang sedang kita alami. Tersadar, mungkin selama ini kita terlalu asik dengan orang yang kita harapkan, sampai-sampai menutup hati dengan orang yang benar-benar ada untuk kita. Aku mengakui sebagai seorang perempuan membuat aku fokus dengan apa yang aku inginkan, bukan mensyukuri apa yang ada. Selalu memandang apa yang di depan mata, tanpa melihat betapa indahnya sekeliling kita.

Sekali lagi, tulisanku adalah sebuah kesadaran, bukan sebuah kesuksesan. Sekalipun tak ada maksudku untuk menggurui kalian semua. Karena tujuanku hanya satu disini. Untuk membagikan dan mempelajarinya bersama-sama, menulis agar aku ingat. Namun, dalam pengharapan yang paling dalam, tulisan sederhana dan tak ada apa-apanya ini semoga dapat mengubah pemikiran seseorang, terutama engkau hai perempuan.

Rabu, 14 Oktober 2015

Photography Project

Suatu kebanggaan mendapatkan subject photography dalam dunia perkuliahan saya. Disini saya dapat belajar bagaimana cara mengambil gambar dengan pengaturan secara teori. Mungkin biasanya sebuah foto terambil oleh karena feeling semata. Namun disini saya belajar untuk mengambilnya dengan sebuah teori yang ada.

Karena saya tidak memiliki kamera pribadi, saya pun meminta tolong teman saya, Hosea untuk membantu menyelesaikan tugas ini. Beberapa object ini diambil di sekitar rumahnya. Ia juga mengajari beberapa cara untuk mengambil foto dengan baik, karena memiliki pengalaman yang lebih sempurna. Ia juga membantu dalam megedit foto agar mudah di presentasikan dan juga enak dilihat.
Berikut foto-foto yang terambil:
the photos, setting by aperture

Exposure of photos

The shutter speed of photos

Setting by ISO

Thank you for my lecturer Kak Isdananto (Kak Ian) and my friend Hosea Petra. And thank u readers for reading. GBU