Jumat, 06 November 2015

Dear Bangsaku Indonesia



Segala rasa syukur hanya dapat ku hanturkan kepada Tuhanku sang pencipta langit dan bumi. Menghirup udara lepas bebas yang tak terbiaya. Merasakan hujan yang tak berkelir warna, namun putih bening tak berdosa. Tulisanku kali ini berbda dengan biasanya. Tak hanya cerita tentang diriku, namun ku ingin memperlihatkan salah satu saudara kita yang mungkin sedang terkena suatu hal.
Seiring menuanya usiaku, membuat aku semakin khawatir. Semakin takut menghadapi dunia yang semakin kejam. Mungkin setiap tarikan napas saja kita perlu berhati-hati. Agar tidak ada yang tertinggal bahkan terseok habis di makan bumi.

Maaf jika beberapa dari kalian bertanya-tanya. Apa yang ku khawatirkan? Ya.. memang sepintas semua terasa baik-baik saja. Namun, perlu diketahui, mungkin hidupku memang baik tapi dunia semakin kejam. Mungkin kali ini aku tidak hanya ingin menceritakan tentang diriku saja. Tentang aku hari ini, ingin aku simpan dulu ke dalam laci emas yang kumiliki.

Tak perlu jauh-jauh memikirkan orang lain. Marilah kita melihat bangsa kita sendiri yaitu bangsa Indonesia. Jujur, hatiku pilu melihat hal ini. Melihat grafik bangsaku yang naik turun. Melihat bungkamnya ribuan orang di dunia satu sama lain. Salah satu masalah yang sedang populer dan terdengar dari setiap doa beberapa orang adalah peristiwa kabut asap di Pekan Baru-Riau. Tulisanku ini bukanlah suatu acara untuk peduli dengan kabut asap. Ya, bukannya aku tak iba melihat saudaraku disana. Namun, tak perlulah kita berlomba untuk menunjukkan kepedulian itu. Biarlah tindakan nyata kita yang sampai pada mereka.

Goresan sederhana dan tak ada nilainya ini, semata-mata hanya ingin mengajak kalian semua untuk sama-sama menyadari bahwa begitu indahnya alam yang Tuhan ciptakan, yang terkadang sulit kita hargai. Sampai peristiwa besar terjadi dan merugikan orang lain. Aku tahu bahwa dunia terus menuntut kita untuk memenuhi kebutuhan hidup. Oleh karena itulah, banyak dari kita yang mehalalkan segala cara untuk pemenuhannya.

Hai.. readers, maafkan aku jika lancang. Dalam hatiku, tak ada rasa ingin menghakimi siapapun. Tulisanku ini adalah sebagai bentuk menyadari kesalahanku yang tidak menghargai alam yang indah. Dan aku ingin mengajak kalian semua pembaca Indonesia untuk bersama-sama menghargai alam bangsa yang begitu menakjubkan. Agar peristiwa seperti ini, tak terjadi lagi melanda saudara kita di ujung sana bahkan janganlah sampai melanda diri kita sendiri. Mulailah dari hal yang kecil, misalkan  bisa juga dengan merawat tumbuhan di sekitar kita. atau membantu program WWF yaitu membeli produk yang baik (for further information, please open: https://instagram.com/p/9armFdGEbw/?taken-by=wwf_id). Memang sebuah awal yang sulit dan merepotkan. Namun, biarkan hal yang kecil ini bisa membuat dampak yang besar bagi bangsa tercinta. Sekian. -Nov

Tidak ada komentar:

Posting Komentar