Sabtu, 09 Mei 2015

Sorry..



Hello guys..
Kembali lagi dalam sebuah malam dimana aku ingin menceritakan sepenggal kehidupan di hadapan kalian. Mungkin sebelumnya tak ada yang terlintas dipikiran apa yang harus ku ceritakan. Namun, tak tahu mengapa hasrat itu ada, keinginan itu muncul dan sangat ingin ku bagikan kepada kalian. Mohon maaf jika seringkali ceritaku ini sering mengganggu kalian. Mungkin memang bagi dunia ceritaku ini tak terlihat penting. Bahkan harus dipikirkan pun tidak. Namun, beginilah keindahan itu. Warna-warna itu sangat ingin sekali kubagikan secara detail kedalamnya. Tak peduli jika tak terlihat penting. Namun, tujuanku menulis ini, tak sekedar menceritakan,  tak juga mengajak kalian untuk larut dalam peristiwa yang ku alami apalagi menyombongan diri dalam segala keterbatasanku. Hanya.. aku ingin tulisanku yang tak indah ini dapat membuat kita semua belajar akan segala pemikiran bodoh dan sering menjadikan kita berpikir bahwa hidup itu sangat rumit.

Mungkin dalam malam ini, tiba-tiba mengingatkanku pada rasa sakit hati yang terdahulu. Rasa kekecewaan yang lama. Aku mohon maaf jika cerita ini sudah bosan kalian baca. Aku akui, bahwa aku manusia yang susah untuk beranjak pergi. Aku tahu ini bodoh. Rasanya seperti memakan kembali permen yang telah jatuh ke tanah. Tepat dalam detik ini aku sadar, kalau aku terkadang sering terlalu sedih dengan keadaan. Namun, sebenarnya aku ingin menceritakan sesuatu, bahwa tak hanya itu. 

 
Aku sangat tahu bahwa kehilangan adalah hal yang sangat menyedihkan. Kepergian itu sangat menyakitkan. Kejadian yang dahulu selalu membuatku belajar bahwa memang tak segalanya itu abadi. Namun, suatu pengalaman hari ini membuat aku berpikir. Aku pun sadar, kalau aku bukan sedih karena dia pergi. Namun aku sedih, karena dia yang dahulunya benar-benar kucintai, sekarang kehilangan orang yang mencintai dirinya dengan tulus. Walaupun aku yakin tak serumit itu pemikirannya. Baginya mungkin perpisahan kami itu yang terbaik.

Sempat kami bertemu setelah lama ia tak terlihat batang hidungnya. Tak ada yang berubah. Aku tetap aku, dan dia tetap dia. Mungkin yang berubah hanya rasa itu. Ya.. pasti kalian tahu, perkataan yang sering menjadi lelucon, rasa yang dahulu pernah ada. Tak berubah banyak. Tetap mencintai, namun dalam konteks yang berbeda. Karena aku tahu, cinta dan kasih tak hanya untuk orang berpacaran. Ku terapkan itu kepadanya. Tawa dan bahagia masih tertunjukkan dari kita semua. Seakan semua tetap indah, walau dulu pernah tersakiti. Namun segala kisah ini membuat aku belajar, bahwa jangan pernah menyedihkan dia yang pergi. Buatlah mereka sedih bahwa cinta yang kita curahkan untuknya kini hilang dan mati. Maaf jika aku terlalu.. maaf jikalau ini harus terungkap. Karena rasa indah itu tak terlihat dari mata saja, tapi dari setiap hati yang merasakan. Thanks.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar