Dalam malam ini kembali aku bercerita kepada secarik
lembaran yang tak berdosa. Sampai.. sangking putihnya aku pun malu berhadapan
dengannya. Mungkin menurut kalian, tak ada gunanya ketikan-ketikan ini. Tak ada
gunanya bercerita pada benda mati. Padahal maksud dan tujuan ku pada kalian
para pembaca yang hidup.
Aku tahu pembaca ini tak banyak. Tujuan ku bukan untuk di
kenal. Namun, aku ingin berbagi cara memaknai kehidupan disini. Ya! Mungkin dalam
benak kalian, apa kuasa ku untuk berbagi-bagi. Memang tak sempurna aku ini,
sekalipun tidak. Bernapaspun aku salah. Namun, aku hanya mengikuti instingku
yang memiliki hasrat untuk menggores benda mati ini agar menghidupkan.
Seiring aku berjalan menuju tahun-tahun menua, tak ku
pungkiri sangat banyak permasalahan yang terjadi. Dalam pekerjaan, dalam
keluarga, dalam hubungan sosial. Aku sadar, setiap oksigen yang masuk bertambah
pula masalah itu.
Jujur hati ini rapuh. Apalagi jika, apa yang kita harapkan
tidak seperti yang nyata. Sama seperti kisah hati sekarang. Mungkin setelah
lama vakum dalam dunia itu. Hati ini mulai mencoba pulih. Namun, seperti
itulah. Rasanya sama seperti yang terdahulu. Ya, hanya goresan sederhana namun
rasa yang kompleks.
Terlepas dari masalah hati. Terkadang setiap cerita
kehidupan yang aku alami membuat ku tambah tak percaya diri. Mungkin aku terlalu
buruk dan lebih baik disakiti. Mungkin aku tak sepenting mereka, dan lebih baik
di abaikan. Betul begitu, dunia pun mengajarkan, tak perlu memikirkan hal
penting. Mereka yang berbuat tak tahu rasanya. Karena seperti biasa hanya
senyum yang ku kirimkan. Senyuman yang tulus agar mereka senang dengan apa yang
diperbuat. Tak pernah aku kesal dengan mereka yang berbuat itu. Aku tahu,
mereka adalah orang yang pencipta kirimkan untuk mendewasakan aku.
Setiap napas yang mungkin terdengar, aku membawa segala
canda mereka ke dalam perasaanku. Sekalipun tidak teman, senyumku, komentarku
dengan segala yang ditunjukkan hati ini, semua tulus dan apa adanya. Biarkan
kita belajar bahwa dalam setiap udara yang terhirup tak perlu ada kepalsuan dan
biarkan mengalir apa adanya.
Mungkin, aku tak tahu sampai kapan setiap suara ini dibuat
bungkam. Hanya saja tetap aku berdoa kepada penciptaku, biar segala waktu
spesial tersimpan untukku. Dengan kejutan istimewa yang dihiasi dengan decak
kagum. Walau hanya aku sendiri yang merasakan kekaguman itu. Dan tak sedikitpun
terlintas dalam hati ini untuk membalas dendam. Mungkin dalam kepercayaanku tak
ada hukum karma, tapi yang ada hanyalah segala rancangan dengan tujuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar