Sabtu, 23 Januari 2016

Makna yang Sederhana

Mulut dapat berhenti berbicara, suara bisa tak dapat lagi terdengar dan darah dapat berhenti mengalir. Itulah kehidupan.. dimana keindahan hanya semu belaka. Hanya terbatas ruang dan waktu. Hanya diam dalam ribuan untaian bahasa yang tak menyatu. Pikiran sempitku melihat dunia bundar namun berpola indah. Semua itu menandakan karya cinta Tuhan yang begitu besar. Ya, keindahan dunia ini yang terus kita nikmati secara bebas, tentu saja karena kemurahan sang pencipta. Namun, terkadang dalam kebodohan aku bertanya. Mengapa dalam suatu keindahan itu ada sebuah kesedihan? Mengapa dalam ribuan senyuman terdapat setidaknya satu air mata yang tercurah. Lalu, seiring hidup ini berjalan, aku mengerti mengapa kesedihan itu ada. Aku mengerti ketika air mata membasahi pipi, artinya kita sedang belajar menghargai. Menhargai suatu keindahan yang nantinya akan berganti. Menghargai setiap senyuman yang memiliki batas huni.  Manusia memang tak pernah puas. Selalu ingin memiliki hidup yang sempurna. Namun, apa daya? Jika manusia adalah karya ciptaan Tuhan yang begitu berharga, dan hanya dapat mengikuti kehendakNya saja.

Sedikit tentang kenyataan dalam kehidupan ini. Yang mungkin terkadang kita belum menyadarinya. Dunia memang memiliki batas. Keindahan juga tak ternikmat selamanya. Namun, itu semua tidak penting. Yang terpenting adalah bagaimana cara kita memaknai setiap keindahan itu. Mungkin dengan hal yang begitu sederhana, namun di setiap rekamannya itu bisa membuat kita mengerti akan setiap makna yang tercipta seiring kita menghirup napas. Penting juga kita menghargai rasa yang indah itu dengan menikmatinya, karena mereka memiliki batasan. Walau bukan hal yang mewah. Tapi, aku yakin semua makna itu bersukacita.

Agiel Hernando



Salah satu rekaman ini dapat membuat kita menyadari bahwa senyuman adalah hal yang paling dibutuhkan ketika kita mendapat masalah. Kehidupan menuntut kita untuk belajar akan suatu permasalahan. Namun, kerap kali setiap resiko yang menghadang membuat hati ini patah. Dan pertolongan pertama pada hati yang patah itu adalah senyuman yang sederhana dan lepas dari kemewahan. 
Melyana Oncom
Mungkin senyuman saja tak cukup untuk mengusir rasa gundah gulana dalam dirimu. Tertawa lah secara lepas dan bebas. Tak hanya untuk dirimu, namun buatlah juga sesamamu tertawa indah bersama.
 
Stefanus Ray


Lakukan hal yang kamu cintai, bersikap tenang dan santai. Aku tahu, bahwa ketika badai menghadang kepanikan itu tinggi. Namun, ketenangan ini diperlukan, selagi engkau dapat tegap berdiri memandang lurus ke atas.
Ardhabayu Pradana

Walau kita pasti tahu tak semua dalam dunia mencintai kita, menghargai dan juga menghormati. Namun, jika kita bisa membawanya dalam situasi yang sederhana. Percaya hidup akan terasa lebih indah. Jangan izinkan hatimu terbawa oleh perasaan. Jika keistimewaan itu dapat kita rasakan sendiri dengan hal yang simple. Senyum yang kita berikan kepada manusia yang bernapas di sekeliling pun akan lepas dan tanpa beban.

 Nadia Lina Afina

Namun, tak ada artinya memikirkan dia yang telah menyakiti. Lakukan hal bahagia semampu yang kita bisa. Lupakan dunia yang membuat pedih hati. Karena indahnya dirimu membuat lautan kebencian itu pudar seiring senyuman yang tertoreh pada bibir.

Olivia

Tataplah dengan lurus kedepan, hiasi dengan cahaa matamu yang berkilauan. Begitu menakjubkan. Apabila, hidup tak lagi memikirkan kesedihan namun selalu peka terhadap makna yang tercipta di setiap situasi yang ada.

Fransisca

Hati yang sudah terlanjur hancur. Sakit hati yang telah terlanjur dirasakan. Memang tak lagi dapat diputar kembali. Hanya dapat di pilah dan mengevaluasi. Izinkan setiap puing yang rusak itu dibuang. Fokus dengan serpihan yang masih baik keadaannya, karena itu menuntukan engkau kedepannya.

Novita Elkana


Susunlah sekeping demi sekeping hatimu dalam bingkai kehidupan. Yang sudah dibuang biarlah ia terlupakan. Buatlah setiap susunan itu berwarna-warni. Dengan seluruh senyuman yang telah kau torehkan tadi dan berhiaskan kesederhanaan. Ciptakan makna yang istimewa. Jadilah berani seperti warna merah. Dan miliki sikap yang penuh kasih kepada sesama.

Aku tahu setiap kesedihanmu, sakit hatimu dan serpihan hati yang telah berserakan membuat engkau rasanya tak dapat bangkit. Namun, percayalah, bukan kesalahan Tuhan jika engkau sakit hati. Tapi, kesalahan kita yang masih belajar untuk memaknainya denga sederhana. Sesederhana engkau bernapas, sesederhana angin bertiup dan sesederhana engkau membalikkan telapak tanganmu.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar