Malam ini rintik hujan menemani. Dinginnya malam penyejuk hati. Kembalikan aku ingin menulis sebuah puisi sederhana untuk mengisi hari-hari. Mungkin sudah terlambat beberapa minggu untuk menceritakan tentang aku dalam tahun yang baru. Namun, apa daya di kala sibuk menghadang, raga tak sanggup berkutik. Keterlambatan pun terjadi.
Sebelumnya aku ingin menceritakan terlebih dahulu tentang
tahun 2015. Tahun dimana 365 hari lamanya statusku adalah seorang mahasiswa. Memang
2015 ada sebuah perubahan. Aku yang dahulu terjebak dalam baju seragam dengan
tingkah laku kekanak-kanakan. Dituntut berubah menjadi orang yang lebih dewasa.
Tahun 2015 adalah tahun ketika aku belajar untuk lebih mandiri, tak mengandalkan
orang lain di sekeliling. Tahun dimana aku belajar untuk melupakan dia yang
dahulu pernah ada dan sekarang sudah tak bersamaku lagi.
Sepintas tak ada yang begitu istimewa di tahun 2015. Yang
aku jalani hanya kesibukan dan rutinitas. Memang begitu tabu dan sangat
membosankan. Soal tambatan hati? Ya.. tidak ada yang begitu special. Karena mereka
banyak yang datang lalu pergi. Sampai aku sudah lelah menceritakanya. Padahal aku
akin mereka tahu, bahwa cinta tidak seperti mainan, tidak semudah itu datang
lalu meninggalkan.
Mungkin ada satu orang yang membuat aku lumayan berbunga. Namun,
tak ingin ku ceritakan sekarang. Mungkin nanti ada waktunya. Di saat yang
paling tepat. Meninggalkan tahun 2015. Aku ingin menjadi aku yang baru. Sewaktu
itu, pergantian tahun awal 2015, resolusiku adalah melupakan yang lama. Karena tahun
sebelumnya sangat penu dengan sakit hati.
2016..
Waktunya aku berubah ke arah yang lebih dewasa. Karena di tahun ini, usiaku
genap dengan kepala yang berubah. Cukup berat untuk menyadarinya. Resolusi tahun
ini mungkin sangat sederhana, yaitu berubah menjadi yang ebih baik. Aku ingin
meniggalkan aku yang lama. Yang mau diremehkan, yang mau di tinggalkan dan yang
mau tidak dihargai. Aku tahu itu sangat sulit. Karena kelamaha yang bertubi dan
tak terdefinisi.
Untuk masalah hati..
Aku mau di tahun ini status ku berubah. Berubah seperti apa?
Tidak hanya berubah dari yang sendiri menjadi bersama. Namun berubah menjadi
satu. Dan aku berharap yang kutemukan tahun ini adalah orang yang terakhir
sampai ke jenjang selanjutnya. Karena, umurku semakin dewasa, dan aku sudah
lelah dengan permainan hati di tahun-tahun sebelumnya. Sudah bukan lagi
waktunya bercanda, dan inilah waktunya aku mencari seseorang yang tepat.
Semuanya itu akan ku tutup dalam doa kepada sang penciptaku,
yang begitu indah dan menakjubkan. Biarkan seiring aku bernapas, doa itu
terlantunkan. Seiring darah ini mengalir, Tuhan mendengarnya. Biarkan aku terus
berlutut untuk memohon kepada yang tertinggi. Karena kelemahanku yang tak
terdefinisi. Sama seperti tanah yang selalu tahu bahwa langit berada di
atasnya, apapun yang tanah perbuat, tanah tak dapat menggapai langit. Hanya dapat
diam menunggu angin yang membawanya sampai ke atas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar