Kamis, 18 Februari 2016

No Title (3)



Hari ini, malam terasa gelap. Cahaya bulan terlihat redup, dan cahaya bintang tak gemerlap. Sama seperti hati ini yang mungkin hampa dan tiada beruangan. Terkadang dunia yang kita tinggal selalu menuntut kita sesuai dengan standart kesempurnaan di dalamnya. Sehingga membuat pikiran ini kacau, dan hati ini runtuh sudah. Belum lagi setiap keadaan yang memaksa kita untuk beradaptasi dengan setiap keberadaanya. Aku lelah sampai menghela napas pun tiada kesanggupan. Ya, mungkin yang terlihat memang tak semenderita itu. Ya, aku tahu, bahwa aku manusia yang berlebihan. Berlari terasa lelah, namun berjalan terasa lambat. Padahal ujungnya harus di capai dengan cepat, sesuai dengan keadaan dunia ini.

Maaf, jika bahasa ini terlalu rumit. Mungkin mereka yang terdekat mengerti apa dan maksud dari setiap perumpamaan yang terpampang pada lembaran ini. Malam demi malam terasa biru. Mungkin aku bingung dengan segala yang ada di dunia. Batin ini beteriak, “Tuhan.. Tuhan..”. pertanda tak ada kesanggupan. Rasanya jantung ini hanya ingin mengeluh. Bukan kuat kuasaku memang. Manusia biasa yang remeh dan hanya bisa berjalan sesuai dengan ketetapan yang ada.
Terkadang segala emosi memuncak sampai ke ubun-ubun. Namun, hati mendingin dan mempertajam kesabaran. Satu hal yang baru saja kupelajari. Segala kemarahan dan emosi bukanlah salah satu jalan keluar. Namun, segala ketulusan dan keiklasan itu yang bisa menenangkan masalah.

Dunia boleh jahat. Tapi, pilihan kita untuk menjadi sama seperti dunia atau tidak. Jujur, kedagingan boleh lelah dengan segala tuntutan di bumi. Melihat keadaan yang di setiap udara menyayat hati. Namun, raga ini mencoba kuat. Hati ini mencoba tidak rapuh.


Aku disini bukan bermaksud untuk memamerkan ketegaranku. Aku ini manusia biasa. Yang mungkin selalu sakit hati melihat segala keadaan. Iri hati melihat mereka yang melibihi. Tapi, beginilah caraku untuk berusaha kuat. Hanya dengan lantunan sederhana yang kubagikan kepada kalian. Sekaligus mengajak kalian yang mungkin bernasib sama sepertiku untuk berjuang. Berjuang melawan keadaan yang mungkin sering memancing emosi semata. Hanya dengan doa, harapan dan mungkin tulisan sederhana ini yang dapat mengobati. Mengobati setiap penyakit untuk segenap raga yang rapuh. Dan izinkan setiap sampah-sampah itu turun terbawa hujan yang menyerap ke tanah. Sambil menunggu harapan dan doa yang berubah menjadi pelangi yang indah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar