Semua orang dalam hidupnya pasti
mempunyai masalah. Entah itu dalam pelajaran, dalam hati, dalam pekerjaan,
keluarga, hubungan dengan Tuhan, pelayanan dalam rumah ibadah dan banyak hal
tentang semuanya. Aku pun juga begitu. Dan aku yakin begitu pun dengan kalian. Di
dunia ini kita sebagai manusia tak dapat luput atau dapat pergi dari masalah. Semua
masalah itu harus di hadapi dengan lapang dada.
Suatu hari, ketika itu hari minggu.
Seperti luar biasanya aku pergi ke rumah ibadah. Suasana hatiku saat itu sedang
amburadur. Mungkin dalam raut wajah semua baik dan tak terlihat wajah yang
begitu semrawut seperti suasana hati. Yah biasalah memang raga yang kuat namun
jiwa tidak. Masalah yang tak dapat ku ceritakan semuanya, memang salah satunya dari
cerita yang pernah ku ceritakan. Memang suatu perjuangan yang sulit adalah melupakan
segala cerita itu. Walaupun sekarang semua sudah berangsur sembuh. Memang, terkadang
ceritaku terdengar terlalu berlebihan. Seperti rasanya sakit sekali padahal
menurut orang lain biasa saja. Memang sensitifitas hati orang sangat berbeda. Aku
adalah tipe orang perasa keras yang begitu lembut dan rapuh hatinya. Saya hanya
ingin minta maaf saja jika rasa itu berlebihan. Karena inilah yang aku rasakan.
Merasakannya seorang diri bersama perkataan-perkataan halus dalam sebuah
tulisan. Dan aku merasa tak membuat orang lain rugi. Jadi sekali lagi, bukannya
tak mau menaggapi. Hanya saja aku tak ingin mengurusi orang karena sedang sibuk
ngurusin badan. Hahaha.
Pada hari itu dalam rumah ibadah. Aku
mendengar sebuah cerita. Cerita itu membuat aku belajar sebuah hal. Yaitu
sukacita dalam sebuah masalah. Disini aku sadar bahwa sebuah masalah tidak
harus perhimpunan dalam mengasihani diri. Semuannya dirancangan dengan
sedemikian rupa yang aku yakin hasilnya memiliki harum yang indah. Yang perlu kita
lakukan adalah REJOICE!! Bangkit dalam segala keterpurukan. Bangkit dari segala
omong kosong. Ya! “FORGET SHIT AND MOVE ON.” Saatnya aku menikmati masalah itu
agar hati ini semakin kuat lagi dan semakin kuat lagi. Aku juga mendapat ilustrasi
dalam cerita hari itu. Masalah itu seperti main game. Pertama kali main dalam
level 1 pasti sangat susah dalam permainan itu. Namun setelah kita berhasil
melewatinya sampai level 10. Coba kamu ulang lagi bermain dari level 1. Pasti terasa
begitu mudah tak seperti pertama kali bermain. Begitu juga dalam hidup sama
seperti permainan game walaupun tak seremeh itu, aku yakin ketika aku melewati
level level itu dan tidak mengasihani diri semua bisa terlewati dengan
sempurna. Dalam sukacita semua juga menimbulkan pertahanan dan ketekunan.
Dari situlah aku belajar bahwa tak
perlu berlebihan dari semua masalah cukup di bawa santai dan menikmatinya. Walaupun
aku tahu semuanya sangat sulit di jalani dan dirasakan. Tapi biarlah aku
berusaha bangkit dari segala keterpurukan. Mungkin masalahku ini terdengar
begitu remeh untuk orang yang sudah di level atas. Mungkin itu alasan mereka
yang menyebut aku berlebihan. Sekarang aku berdoa untuk meminta kekuatan agar
semua sukacita itu tercipta di sebuah masalah. Dan akan mempelajari sukacita
dalam permasalahan.
–Novel-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar