Kemarin
aku pernah bercerita bahwa aku sedang menjalani suatu hubungan tanpa status
dengan Edward. Ya memang cinta lama yang kembali. Sudah sempat pergi namun ia
kembali. Dalam cerita kemarin pula aku bertanya pada diriku sendiri. Apa iya
ini jalan yang benar untuk kembali kepadanya? Setelah kejadian tak terduga hari
itu, kami menjalani hubungan tanpa status. Hubungan yang memiliki banyak
pertanyaan. Betul! Status saja tak jelas tapi aku sayang. Sesaat setelah hari
itu kami melanjukan kedekatan kami dengan chat. Chat kami hari ini tentu saja
berbeda dengan dahulu. Mengapa? Kata-kata indah itu mulai terbaca darinya. Tak seperti
dahulu, hanya kata-kata kaku yang terbaca. Membuat hati yang lembut ini menjadi
beku dan tak dapat berbuat apapun. Aku ikut tersenyum mendapat perhatian
darinya. Yang sedari dulu aku mengimpikannya namun tak sampai. Ia begitu
menakjubkan. Dan kami menjalani hari kami dengan indah namun semu. Ya! Dia hanya
indah dalam sebuah ketikan. Tak ada kata darinya yang terucap langsung. Melihat
mukanya pun aku tak dapat. Sudah 3 bulan sejak perpisahan sekolah kami tak
bertemu. Hati ini memang rindu. Namun, hanya bisa terdiam, dia tak menerima
ajakan untuk bertemu. Tapi pada saat itu hatiku tetap menyayanginya tanpa
alasan. Aku tak tahu sebenarnya. Perhatiannya itu semu atau real. Karena feeling
ku sebagai seorang perempuan adalah kuat. Aku merasa sayang itu tak kembali. Semua
terasa semu, terasa bohong dan terasa di sengaja.
Sampai ketika.
Ya tepat seperti waktu itu. Pada suatu malam. Obrolan kita berubah. Waktu itu
cuaca sedang dingin sama seperti ketikannya di satu hari sebelumnya yaitu
dingin. Walau ia mengaku sewaktu itu badannya sedang tidak sehat. Dalam hatiku
ikut berpikir seperti itu. Malam itu. Dia memulai dengan perkataan “Nov gua mau
ngomong sesuatu sama lu tentang gue.” Membacanya membuat ku merinding. Semua dugaan
keluar. Termasuk dugaan yang berpikir bahwa dia akan nembak gue saat itu. Tapi ketika
aku berpikir realistis, suasana hari itu tak memungkinkan. Malam yang dingin
badan yang masuk angin karena habis melintasi hujan pun menjadi hiasan tak
mendukungnya suasana hari itu. Edward terus berkata-kata dalam sebuah ketikan. Dari
lantunan berbelit-belitnya omongan dia. Aku tahu sebenarnya maksud dia. Memang semuanya
tak dapat diuraikan disini karena begitu panjangnya. Dari sini aku mengambil
sesuatu yang bermakna. Sedari dahulu ia tak suka menyakiti hati perempuan. Dengan
semua mantannya ia buat mereka sakit hati. Dia mengaku bahwa benar adanya dia
adalah sosok yang dingin. Yang tak mencintai siapapun kecuali keluarganya. Ku baca
dari akuannya bahwa, tak tahu sampai kapan ia tak dapat mencintai orang lain
termasuk semua wanita kecuali keluarganya. Mungkin sampai ia mati. Aku pun
mengembalikan pertanyaan terhadap dia. Apakah sampai mati nanti lu akan jadi
perjaka tua. Dia pun menjawab dengan lembut “Istri gue nanti mungkin hanya
status dan gue gak akan bisa mencintainya. Kita ga bisa pacaran nov. Gua tahu
ini membuat hati lu sakit. Tapi, gue ga mau buat lu lebih sakit untuk
kedepannya. Gua gak bakal mau orang yang sudah deket sama gua ini sakit dan
sedih.” Well, perkataan barusan membuat aku berkata kepadanya arti cinta
sesungguhnya. Aku yakin persepsi ia tentang cinta adalah salah berdasarkan
pengalaman mantannya terdahulu. Cinta bukan sekedar ciuman, berpegang tangan,
dan berpelukan bahkan melakukan hubungan yang akan kita lakukan setelah
pernikahan nanti. Justru itulah batasanku dalam berpacaran. Aku mencoba
menjelaskan bahwa sayang itu ga sesempit yang dalam pikirannya. Dengan dia yang
ga mau melihat aku tersakiti itulah sayang. Sayang itu adalah perhatian,
perlindungan, pengertian, pembelaan dan keindahan. Itu adalah sayang. Namun ia
tetap kekeuh dengan segala perkataannya. Dan intinya kita gak bisa membangun
suatu hubungan. Namun, ia mengaku bahwa dia akan menjadi sesosok teman dengan
memberikan sikap dari arti sayang yang barusan ku sebutkan. Ya dia akan menjadi
orang yang melindungi, membela, mengerti dan lain-lainnya. tak tahu bagaimana
kebenarannya. Oke, disini aku menerima dengan segenap hati. Walau sakit hati itu
pasti. Perempuan dengan raga yang kuat namun jiwa yang rapuh seperti aku pasti
sedih. Perasaan kehilangan dia pun aku ulangi lagi seperti waktu itu. Merasa kesepian
karena sudah tak ada lagi tempat untuk berbicara setiap harinya. Kesedihanku hanya
ku tunjukkan ke beberapa orang saja. Dan sisanya aku terlihat kuat. Namun rapuh.
Memulai lagi bangkit dari awal seperti waktu itu. Memang kisah ini terlalu
terlihat sangat berlebihan. Ya kata satu orang temanku yang menganggap bahwa
hal ini hal biasa. Mungkin bagi ini meremehkan dan aku yang terlalu berlebihan.Tak
bermaksud seperti itu. Dan inilah aku yang begini adanya. Mungkin banyak judge
dari orang lain tentang kisah ku yang menurutku sedih. Pesan untuknya supaya
menasehati dengan sebuah perasaan akan membuat orang bangkit dari kesedihannya.
Bukan malah menjatuhkan yang akan membuat orang tambah sedih dan terpuruk. Ya! Masalah
per orang di dunia sangat berbeda. Mungkin menurutku ini sedih dan menurut
orang lain tidak. Atau sebaliknya.
Hatiku memang ringan seperti kapas yang
mungkin terlihat dilindungi oleh lapisan baja yang kuat. Mungkin dulu tak ada
kata menyerah dariku. Lantunan lagu I won’t give up pun setiap harinya
terdengar sampai-sampai semua orang sekekelilingku mau muntah mendengar itu. Tapi
dalam dunia ini ada saatnya orang yang sudah berjuang sekuat hati mengganti
semua itu dengan kata “ya sudahlah”. Aku sadar sekarang Edward bukan untukku. Saat
ini benar. Aku harus berpindah. Sekali lagi! Bukan karena benci! Melainkan kehidupan
harus terus berkembang.
Dari pengalaman
ku bersamanya. Kali ini benar adanya bahwa tak ada rasa lagi untuknya. Dia yang
dulu pergi, lalu kembali dan sekarang pergi lagi, mungkin selamanya tak akan
kembali. Tuhan memang indah. Ia menunjukkan bahwa aku bukan untuknya sekaligus
menghapus rasa yang dulu pernah ada. Kisah ini dapat diibaratkan dengna sebuah
piring. Piring yang tak terlalu cantik namun kita menyayanginya. Kemudian ia
jatuh dan pecah. Namun aku yang menyayanginya, berusaha untuk merekatkannya kembali
sampai ia sempurna. Setelah kesempurnaan itu membuatku kembali tersenyum
sumringah. Ternyata ia jatuh lagi sampai pecah. Kini sudah tak dapat diperbaiki
lagi dan aku harus mengganti
kesayanganku itu. Memang begitu rumit dan sakit. Tapi aku yakin di setiap kisah
ini aku dapat belajar sesuatu. Bahwa cinta tak harus memiliki. Cinta adalah
tulus. Dan cinta tidak dipaksakan. Aku yakin suatu hari nanti aku akan
mendapatkan 1 sosok yang indah yang menerima aku dengan segala keadaan dan
segenap hatinya. Dan akan mencintaiku seumur hidupnya sampai kita berdua
kembali ke tanah. –Novel-
Ini agak sedih yah nop...
BalasHapussudah terbiasa mungkin. wkwkkw
BalasHapus