Hari ini aku terdiam di tepi aliran air laut yang
desirannya terdengar begitu indah dan syahdu. Membuat hati ini kembali
merenung. Secara sederhana mengkoreksi segala keganjalan dalam hati. Walau terlihat
tak terjadi apa-apa. Tapi, setelah kupikir-pikir lagi. Ada salah satu sikap
buruk yang sebenarnya aku sadar bahwa aku melakukannya, namun aku menganggap
itu angin lalu belaka.
Ya.. semua itu karena perkataan yang tak berhasil ku jaga
selama ini. Bagaimana dengan kamu? Apakah kalian bisa? Atau… ??
Aku tahu mulut ini jahat, mulut ini api, mulut ini membuat
orang di sekitarku sedih. Ya, pasti banyak di antara kamu yang bilang aku
terlalu berlebihan. Sudah biasalah kalau kita saling mengejek, kan hanya
candaan belaka, tak perlu di ambil hati. Namun, setelah ku pikir-pikir lagi,
sepertinya tujuan dari bercanda itu tak membuat salah satu pihak menjadi sedih.
Malah harusnya membuat kita semua sama-sama senang.
Aku cerita sedikit ya pembaca. Aku pernah membaca sebuah
kitab yang aku anggap itu pedoman hidupku. Katanya dalam sebuah kitab itu, “Demikian
juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan
perkara-perkara yang besar. Lihatlah, betapa pun kecilnya api, ia dapat
membakar hutan yang besar.” (James). Setelah teringat akan itu, aku merasa kesedihan.
Perkataan yang menyakiti hati sesamaku, dan hal itu tak pernah ku pedulikan
sedikitpun. Ku pikir semua itu hal yang biasa, candaan belaka, hanya lewat
seperti angin.
Namun, aku salah. Pasti di dalam lubuk hati mereka yang
paling dalam, mereka menjadi sedih. Dan tahukah kamu akan pepatah yang
mengatakan bahwa “perkataan adalah doa”. Secara alam bawah sadar, perkataan
dari orang sekitar mempengaruhi pola pikir dan juga kehidupannya. Contohnya saja
seorang anak dikatakan, “kamu bodoh, kamu ga bisa ini dan kamu ga bisa itu.”
Sampai besar pasti anak itu akn berpikir seperti itu, walau sebenarnya adalah
anak yang pintar. Coba bayangkan, apakah benih jelek jika di tanam di tanah
yang baik, akan bisa tumbuh menjadi pohon yang indah? Tentu saja tidak kan?
Hmm..
Merenungkan hal itu membuat aku ingin berubah. Aku ingin
berubah menjadi gadis dengan perkataan yang manis. Yang tak merusak pola pikir
sesorang. Ingat lidah itu sama seperti api, jika kecil ia adalah kawan yang
sangat bermanfaat, namun ketika besar ia menjadi lawan yang dapat melahap abis
dan membakar hangus.
Aku ingin setiap perkataan yang keluar dari bibir kecil ini
adalah perkataan yang positif, membangun jiwa seseorang, mengubah pola pikir orang
yang mendengarnya menuju ke arah yang baik. Bukannya malah membuat mereka
terjatuh dan kelam. Aku tahu kebutuhan dari generasiku adalah apresiasi. Banyak
teman, bahkan aku sendiri pun terkadang merasakan rendah diri karena kurangnya
itu.
Perubahan ini memang terlihat kecil. Namun, aku tahu ini
sulit. Pembaca, aku tak sempurna. Aku menulis ini bukan untuk menasihati kamu ya.
Tulisan ini adalah tantangan bagiku. Ya dapat dikatakan sebagai alarm, agar aku
melakukannya. Aku tidak mau menjadi pribadi yang hanya bisa nulis saja tanpa melakukannya.
Sebenarnya.. aku ingin mengajak kalian untuk melakukan perubahan seperti diriku,
tapi jika kalian mau.
Aku sudah membayangkan jika aku mulai melatih mulut ini
dengan berkata positif. Segala ejekan, sakit hati dan lain-lain akan
pelan-pelan hilang, termasuk apa yang terkadang kurasakan. Karena aku yakin ini
pasti menular terhadap orang-orang di sekitar kita. Hati yang positif akan
memancarkan energi yang positif pula.
Ya, begitu saja ceritaku. Seperti yang tadi aku bilang, aku ingin
mengajak kamu, jika kamu mau. Jika belum mau, tak apa, bantulah aku dalam doa
ya. Sehingga tak ada lagi orang-orang sekitarku yang sedih karena mulutku. Walau
aku tahu, mungkin mereka cuek dan menganggap perkataanku angin lalu. Namun, aku
tak mau berdoa yang jelek-jelek terhadap orang sekitarku, yang mayoritas
orang-orang yang aku sayang. Aku ingin menjadikan perkataanku hadiah, walaupun
dengan kata-kata sederhana, karena membeli barang yang mahal aku pun tak mampu.
Demikian ceritaku pembaca. Kalau kalian mau, dan lagi banyak
waktu, silahkan berikan komentar di bawah ya tentang cerita dan perkataanmu. Kalau
boleh, bagikan juga ceritaku ini kepada sahabatmu, orang-orang yang kamu
kasihi, barang kali ia mau dengan ajakanku. Terimakasih untuk kamu yang sudah
membaca. Tak lupa ku kirimkan doa yang indah kepada kamu semua, seperti biasa
ku lantunkan lewat angin yang akan membawa setiap doa itu ke hadirat sang
penciptaku. J